Muhammad Nasir
BAB I Pendahuluan
a. Gambaran umum
Tulis proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW sejak terjadinya Bai'at Aqabah I dan II. Gambarkan konteks dan konten peristiwa Bai'at Aqabah I dan II, Peristiwa Hijrah dan faktor yang melatarbelakanginya. Selanjutnya gambarkan upaya nabi SAW dalam membangun masyarakat baru "Madinah" dan apa saja nilai dasar yang membentuk masyarakat baru
BAB II Pembahasan
A. Islamisasi Madinah
1. Bai’at Aqabah
Pada tahun kesebelas kenabian, Nabi bertemu dengan enam orang dari suku Khazraj, Yathrib, yang datang ke Mekah untuk haji di Aqabah Mina, enam tamu dari Yathrib itu masuk Islam dengan memberikan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan mereka berjanji kepada Nabi untuk mengajak penduduk Yathrib untuk masuk Islam
Pada musim haji berikutnya (621 M) dua belas orang laki-laki penduduk Yathrib menemui Nabi Aqabah. Di samping mereka menerima Islam sebagai ajaran agama mereka, mereka membuat bai’a dengant Nabi. Peristiwa ini dikenal dengan Baiat Aqabah Pertama, mereka berikrar bahwa mereka tidak akan menyembah selain Allah, akan meninggalkan segala perbuatan jahat dan akan mentaati Rasulullah dalam segala hal yang benar.
Pada musim haji berikutnya (622 M), tujuh puluh tiga orang penduduk Yathtib sudah memeluk agama Islam dan berkunjung ke Mekah dan kembali membuat baiat yang dikenal dengan Baiat Aqabah Kedua, mereka berjanji akan melindungi Nabi sebagaimana melindungi keluarga mereka dan akan mentaati beliau sebagai pemimpin mereka. Nabi juga dalam kesempatan itu berjanji akan berjuang bersama mereka baik untuk berperang atau untuk perdamaian
2. Hijrah Nabi Muhammad SAW dan faktor pendorongnya
Berdasarkan dua baiat aqabah yang telah terjadi, kemudian Nabi menganjurkan pengikut-pengikutnya untuk hijrah ke Yathrib pada akhir tahun terjadinya baiat kedua, dan beberapa bulan kemudian Nabi sendiri hijrah bergabung dengan mereka
B Terbentuknya Peradaban Islam di Madinah
1. Gambaran Masyarakat Madinah sebelum Hijrah Nabi SAW
2. Upaya Nabi SAW dalam Membentuk Masyarakat Madinah
Pertama, menata internal kehidupan kaum muslimin, yaitu mempersatukan kaum Muhajirin dan Ansar secara efektif. Di mana persaudaraan (Ukhuwah) yang bukan diikat dengan hubungan darah dan kabilah, melainkan atas dasar ikatan agama (iman). Pada masa ini, terbentuklah kesatuan masyarakat muslim yang disebut dengan Ummah.
Kedua, Nabi mempersatukan antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi besama dengan kaum lainnya melalui perjanjian tertulis yang dikenal dengan ”Piagam Madinah”. Suatu perjanjian yang menetapkan persamaan hak dan kewajiban semua komunitas dalam kehidupan sosial dan politik. Piagam ini menggambarkan hubungan antara Islam dengan ketatanegaraan dan undang-undang yang diletakkan oleh Nabi, untuk menata kehidupan sosial politik masyarakat Madinah.
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Bacaan
Minimal 5 buku
Catatan: Kutipan dan sumber rujukan harus dicantumkan pada catatan kaki (footnote)
BAB I Pendahuluan
a. Gambaran umum
- Sejarah pada masa Nabi Muhammad SAW terdapat dua periode. Yaitu periode Makkah dan periode Madinah.Pada periode Makkah, Nabi Muhammad lebih menitik beratkan pembinaan moral dan akhlak serta tauhid kepada masyarakat Arab yang bermukim di Makkah.
- Pada peroide di Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang pembinaan Syari’at Islam dan system sosial politik. Rancang bangun masyarakat Islam dibentuk oleh beliau untuk menata kehidupan beragama bermasyarakat dan bernegara yang terdiri dari berbagai suku dan kepercayaan.
Tulis proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW sejak terjadinya Bai'at Aqabah I dan II. Gambarkan konteks dan konten peristiwa Bai'at Aqabah I dan II, Peristiwa Hijrah dan faktor yang melatarbelakanginya. Selanjutnya gambarkan upaya nabi SAW dalam membangun masyarakat baru "Madinah" dan apa saja nilai dasar yang membentuk masyarakat baru
BAB II Pembahasan
A. Islamisasi Madinah
1. Bai’at Aqabah
Pada tahun kesebelas kenabian, Nabi bertemu dengan enam orang dari suku Khazraj, Yathrib, yang datang ke Mekah untuk haji di Aqabah Mina, enam tamu dari Yathrib itu masuk Islam dengan memberikan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan mereka berjanji kepada Nabi untuk mengajak penduduk Yathrib untuk masuk Islam
Pada musim haji berikutnya (621 M) dua belas orang laki-laki penduduk Yathrib menemui Nabi Aqabah. Di samping mereka menerima Islam sebagai ajaran agama mereka, mereka membuat bai’a dengant Nabi. Peristiwa ini dikenal dengan Baiat Aqabah Pertama, mereka berikrar bahwa mereka tidak akan menyembah selain Allah, akan meninggalkan segala perbuatan jahat dan akan mentaati Rasulullah dalam segala hal yang benar.
Pada musim haji berikutnya (622 M), tujuh puluh tiga orang penduduk Yathtib sudah memeluk agama Islam dan berkunjung ke Mekah dan kembali membuat baiat yang dikenal dengan Baiat Aqabah Kedua, mereka berjanji akan melindungi Nabi sebagaimana melindungi keluarga mereka dan akan mentaati beliau sebagai pemimpin mereka. Nabi juga dalam kesempatan itu berjanji akan berjuang bersama mereka baik untuk berperang atau untuk perdamaian
2. Hijrah Nabi Muhammad SAW dan faktor pendorongnya
Berdasarkan dua baiat aqabah yang telah terjadi, kemudian Nabi menganjurkan pengikut-pengikutnya untuk hijrah ke Yathrib pada akhir tahun terjadinya baiat kedua, dan beberapa bulan kemudian Nabi sendiri hijrah bergabung dengan mereka
B Terbentuknya Peradaban Islam di Madinah
1. Gambaran Masyarakat Madinah sebelum Hijrah Nabi SAW
2. Upaya Nabi SAW dalam Membentuk Masyarakat Madinah
Pertama, menata internal kehidupan kaum muslimin, yaitu mempersatukan kaum Muhajirin dan Ansar secara efektif. Di mana persaudaraan (Ukhuwah) yang bukan diikat dengan hubungan darah dan kabilah, melainkan atas dasar ikatan agama (iman). Pada masa ini, terbentuklah kesatuan masyarakat muslim yang disebut dengan Ummah.
Kedua, Nabi mempersatukan antara kaum muslimin dengan kaum Yahudi besama dengan kaum lainnya melalui perjanjian tertulis yang dikenal dengan ”Piagam Madinah”. Suatu perjanjian yang menetapkan persamaan hak dan kewajiban semua komunitas dalam kehidupan sosial dan politik. Piagam ini menggambarkan hubungan antara Islam dengan ketatanegaraan dan undang-undang yang diletakkan oleh Nabi, untuk menata kehidupan sosial politik masyarakat Madinah.
BAB III Penutup
Kesimpulan
Daftar Bacaan
Minimal 5 buku
Catatan: Kutipan dan sumber rujukan harus dicantumkan pada catatan kaki (footnote)
No comments:
Post a Comment