16 September 2018

Awal dan Akar Perbedaan Pendapat di kalangan Umat Islam

Awal dan Akar Perbedaan Pendapat di kalangan Umat Islam
muhammadnasir@uinib.ac.id


Beberapa Peristiwa Awal

Perbedaan pendapat di kalangan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW bukanlah sesuatu yang baru. Sebagiannya merupakan sisa-sisa perdabatan yang sudah muncul sejak zaman nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu. Untuk perdebatan dan perbedaan pendapat semacam ini sebagian besarnya sudah dapat diselesaikan nabi Muhammad SAW semasa beliau masih hidup. Sementara, perbedaan pendapat yang mewariskan banyak hal hingga saat ini justru terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.


Sumber Foto: juddahblog.files.wordpress.com

Muhammad ibn Ahmad Abu al-Fatah Asy-Syahrastani Asy-Syafi’i (1076-1153 M)[1]  merinci secara kronologis sebab-sebab awal perbedaan pendapat  yang terjadi di kalangan umat Islam beberapa saat menjelang wafatnya nabi dan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

1.    Ketika Nabi SAW sedang sakit parah, ia bersabda, “ambillah tinta dan kertas, akan aku tulis untuk kamu satu “kitab” yang membuatmu tidak akan tersesat sesudahku…”. Kata KITAB yang ditulis Nabi Muhammad tersebut memicu perbedaan pendapat di kalangan sahabat Nabi SAW. Umar bin Khattab mengatakan yang dimaksud dengan “Kitab” itu adalah “Kitab Allah.” Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud adalah “kitab rasulullah” (hadis). Alasannya adalah hadis Nabi SAW sendiri yang berbunyi, “pertahankanlah apa yang (berasal) dariku, tidaklah pantas kamu berselisih di hadapanku.”

Mazhab, Aliran, Firqah

Pengenalan Istilah
Mazhab, Aliran, Firqah (Sekte)

muhammadnasir@uinib.ac.id

Mazhab
Mazhab adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan dilewati,  sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya. Menurut kamus al Mu’jam al Wasith, mazhab berasal dari kata yang umumnya diartikan: pergi atau berlalu. Namun selain itu dapat juga berarti: berpendapat. Maka, jika seseorang mengambil pendapat orang lain, dikatakan: Dia berpendapat dengan pendapat si Fulan.


Disarikan dari buku: al Milal wa al Nihal, al Syahrastani
Pengertian lainnya, mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah. Berdasarkan uraian di atas, suatu dapat disebut sebagai  mazhab jika memiliki metode, prinsip operasional dan kaidah-kaidah yang menjadi landasan berpikirnya. Oleh sebab itu, mazhab dapat dirumuskan sebagai metode berpikir.

Dimensi Kajian dan Corak Pemikiran Islam

Dimensi Kajian dan Corak Pemikiran Islam
Muhammad Nasir
muhammadnasir@uinib.ac.id


A.Dimensi  dalam Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)
Sumber Foto:SlidePlayer Info @ SlidePlayer.info
 Sayid Sabiq menulis, Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan dia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal). Pendapat Sayid Sabiq ini agaknya disandarkan pada hadits Nabi SAW tentang Islam Iman dan Ihsan [HR Muslim, no.8]. Ibnu Taymiyah juga menjelaskan bahwa din (agama) itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam, iman dan ihsan.Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan): orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak dalam ihsan.  Penjelasan ahli di atas, selanjutnya akan digunakan untuk meletakkan dimensi kajian aliran dan pemikiran Islam.