Dimensi Kajian dan Corak Pemikiran Islam
Muhammad Nasir
muhammadnasir@uinib.ac.id
A.Dimensi dalam Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)
Sayid Sabiq menulis, Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan dia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal). Pendapat Sayid Sabiq ini agaknya disandarkan pada hadits Nabi SAW tentang Islam Iman dan Ihsan [HR Muslim, no.8]. Ibnu Taymiyah juga menjelaskan bahwa din (agama) itu terdiri dari tiga unsur, yaitu Islam, iman dan ihsan.Dalam tiga unsur itu terselip makna kejenjangan (tingkatan): orang mulai dengan Islam, kemudian berkembang ke arah iman, dan memuncak dalam ihsan. Penjelasan ahli di atas, selanjutnya akan digunakan untuk meletakkan dimensi kajian aliran dan pemikiran Islam.
Dalam sejarah Islam terdapat beberapa corak pemikiran yaitu aliran kalam, seperti Khawarij, Murji’ah, Qadariah, Jabariyah, Mu’tazilah dan lain-lain. Selain itu ada juga aliran fiqih dan aliran tasawuf,. Aliran-aliran tersebut berbeda-beda dalam mengemukakan pemikirannya tentang ajaran Islam itu. Jika ditelusuri materi pokok perdebatan di antara aliran tersebut, tidak lepas dari pendalaman terhadap tiga dimensi agama Islam sebagaimana disebut di awal tulisan ini.
B.Keragaman Aliran dalam Islam
Keragaman aliaran dalam Islam adalah sebuah peta dinamika pemikiran umat Islam tentang tuhan, agama, alam dan segenap kompleksitasnya. Pemikiran Islam bukan hanya bergerak dalam ranah binner halal dan haram atau muslim dan kafir, tetapi lebih dari itu, Islam sebagai ajaran yang universal mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik di dunia maupun akhirat.
Dalam kompleksitas sejarah pemikiran dalam dunia Islam yang kosmopolit, berbagai cabang ilmu keislaman telah sedemikian berkembang selama berabad-abad termanifestasikan dalam kalam, fikih, filsafat, sejarah, sastra, bahasa, arsitektur, geografi, biologi, astronomi, kedokteran dan lain-lain. Maka Islam sejak diproklamirkan sebagai agama universal (rahmatan lil alamin) pada sekitar 610 M telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Oleh sebab itu, sebelum melanjutkan pembahasan yang bersifat mendalami corak keragaman pemikiran tersebut perlu dipahami bahwa perbedaan aliran tersebut harus didefinisikan sebagai perkembangan “kecerdasan akal” para intelektual muslim yang terwujud dalam produk pemikirannya.
C.Al-Qur’an dan Sunnah sebagai titik tolak pemikiran
Perbedaan pemikiran adalah fitrah manusia. Oleh sebab itu, perbedaan dan berkembangnya aliran pemikiran dalam agama Islam menunjukkan keseriusan dan intensifnya interaksi umat Islam dengan ajaran agamanya. Secara umum penyebab berkembangnya aliran pemikiran dalam Islam dapat dibagi pada beberapa sebab, pertama,tafsir atas teks yang terkandung dalam al Qur’an dan Hadits, kedua, tafsir atas realitas faktual (historis), ketiga, respon terhadap pemikiran-pemikiran di luar ajaran Islam.
D.Corak Aliran Pemikiran dalam Islam
Berdasarkan dimensi kajian islam yang disinggung pada awal tulisan ini, maka dapat dibagi beberapa corak kajian aliran pemikiran dalam Islam, yaitu:
1.Kalam ( Tuhan, manusia, Wahyu, Akal, dunia, Akhirat)
2.Falasafah (ontologism, epistemologis, axiologis)
3.Fiqh (ibadah, mu’amalah, siyasah)
4.Tasawuf (relasi tuhan-manusia)
Topik berikutnya:
Corak pemikiraan kalam
Bacaan Lebih lanjut
Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006
Budhy Munawar Rachman (ed.) Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 1994
Asy-Syahrastani, Al-Milal wa Al-Nihal, Alihbahasa Aswadie Syukur Jakarta: Bina Ilmu, 2009
Muhammad Nasir
muhammadnasir@uinib.ac.id
A.Dimensi dalam Islam (Islam, Iman, dan Ihsan)
Sumber Foto:SlidePlayer Info @ SlidePlayer.info |
Dalam sejarah Islam terdapat beberapa corak pemikiran yaitu aliran kalam, seperti Khawarij, Murji’ah, Qadariah, Jabariyah, Mu’tazilah dan lain-lain. Selain itu ada juga aliran fiqih dan aliran tasawuf,. Aliran-aliran tersebut berbeda-beda dalam mengemukakan pemikirannya tentang ajaran Islam itu. Jika ditelusuri materi pokok perdebatan di antara aliran tersebut, tidak lepas dari pendalaman terhadap tiga dimensi agama Islam sebagaimana disebut di awal tulisan ini.
B.Keragaman Aliran dalam Islam
Keragaman aliaran dalam Islam adalah sebuah peta dinamika pemikiran umat Islam tentang tuhan, agama, alam dan segenap kompleksitasnya. Pemikiran Islam bukan hanya bergerak dalam ranah binner halal dan haram atau muslim dan kafir, tetapi lebih dari itu, Islam sebagai ajaran yang universal mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik di dunia maupun akhirat.
Dalam kompleksitas sejarah pemikiran dalam dunia Islam yang kosmopolit, berbagai cabang ilmu keislaman telah sedemikian berkembang selama berabad-abad termanifestasikan dalam kalam, fikih, filsafat, sejarah, sastra, bahasa, arsitektur, geografi, biologi, astronomi, kedokteran dan lain-lain. Maka Islam sejak diproklamirkan sebagai agama universal (rahmatan lil alamin) pada sekitar 610 M telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Oleh sebab itu, sebelum melanjutkan pembahasan yang bersifat mendalami corak keragaman pemikiran tersebut perlu dipahami bahwa perbedaan aliran tersebut harus didefinisikan sebagai perkembangan “kecerdasan akal” para intelektual muslim yang terwujud dalam produk pemikirannya.
C.Al-Qur’an dan Sunnah sebagai titik tolak pemikiran
Perbedaan pemikiran adalah fitrah manusia. Oleh sebab itu, perbedaan dan berkembangnya aliran pemikiran dalam agama Islam menunjukkan keseriusan dan intensifnya interaksi umat Islam dengan ajaran agamanya. Secara umum penyebab berkembangnya aliran pemikiran dalam Islam dapat dibagi pada beberapa sebab, pertama,tafsir atas teks yang terkandung dalam al Qur’an dan Hadits, kedua, tafsir atas realitas faktual (historis), ketiga, respon terhadap pemikiran-pemikiran di luar ajaran Islam.
D.Corak Aliran Pemikiran dalam Islam
Berdasarkan dimensi kajian islam yang disinggung pada awal tulisan ini, maka dapat dibagi beberapa corak kajian aliran pemikiran dalam Islam, yaitu:
1.Kalam ( Tuhan, manusia, Wahyu, Akal, dunia, Akhirat)
2.Falasafah (ontologism, epistemologis, axiologis)
3.Fiqh (ibadah, mu’amalah, siyasah)
4.Tasawuf (relasi tuhan-manusia)
Topik berikutnya:
Corak pemikiraan kalam
Bacaan Lebih lanjut
Sayyid Sabiq, Aqidah Islam, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006
Budhy Munawar Rachman (ed.) Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 1994
Asy-Syahrastani, Al-Milal wa Al-Nihal, Alihbahasa Aswadie Syukur Jakarta: Bina Ilmu, 2009
No comments:
Post a Comment