Muhammad Nasir Kari Bagindo Sati
A.
Pengertian Adat
Secara umum adat berarti kebiasaan suatu
masyarakat yang disusun dan diepakati bersama oleh masyarakan penganutnya dan
dilaksanakan serta diwariskan secara turun temurun dari masa ke masa.
Adat ditinjau dari aspek ide adalah
gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah
Termasuk dalam pengertian Adat adalah
kesatuan pelaksanaan kegiatan tradisi asli masyarakat yang bersumber dari
peraturan peraturan hukum baik yang tertulis ataupun tidak tertulis, tumbuh dan
berkembang serta dipertahankan dengan kesadaran secara turun temurun.
Secara spesifik, Adat Minangkabau adalah
peraturan dan undang-undang atau hukum adat yang berlaku dalam kehidupan sosial
masyarakat Minangkabau, terutama yang bertempat tinggal di Ranah Minang atau
Sumatra Barat.
Dalam batas tertentu, Adat Minangkabau
juga dipakai dan berlaku bagi masyarakat Minangkabau yang berada di perantauan
di luar wilayah Minangkabau. Hal ini disebutkan dalam tuturan adat Minangkabau:
Gagak
tabang jo hitamnyo
Urang Minang
tabang jo adatnyo
B.
Landasan Adat Minangkabau
Adat Minangkabau yang asli berlandaskan
kepada ketentuan yang berlaku di Alam dan digerakkan dengan kekuatan budi.
Tentang landasan dan sumber adat ini disebutkan:
Panakiak
pisau sirauik
Ambiak
galah batang lintabuang
Salodang
jadikan nyiru
Nan
satitiak jadikan lauik
Nan
sakapa jadikan gunuang
Alam
takambang jadikan guru
Kayu
pulai di koto alam
Batangnyo
sandi basandi
Jikok pandai di dalam alam
Patah tumbuah hilang baganti
Budi merupakan intisari dari nilai-nilai
kebaikan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Karena itu, masyarakat yang
dicita-citakan oleh adat Minangkabau adalah masyarakat yang berbudi. Tentang
budi sebagai kekuatan penggerak adat ini diuraikan dalam tuturan adat sebagai
berikut:
Gajah
mati maninggakan gadiang
Harimau
mati maninggakan baling
Manusia
mati maninggakan namo
C.
Pembagian Adat
Adat Minangkabau secara umum disebut
dengan Adat nan Sabatang Panjang. Adat nan Sabatang Panjang berisi ketentuan
adat yang berlaku umum di seluruh wilayah Minangkabau. Selain itu ada juga adat
yang berlaku khusus dan terbatas di wilayah nagari adat tertentu. Adat jenis
ini disebut Adat Salingka Nagari.
Adat Minangkabau terdiri atas empat
jenis yaitu :
1.
Adat nan sabana Adat
2.
Adat nan diadatkan.
Kedua jenis
Adat pada nomor 1 dan 2 hukumnya babuhua
mati (tidak boleh dirobah-robah walau dengan musyawarah mufakat sekalipun
3.
Adat teradat.
4.
Adat Istiadat.
Kedua jenis
Adat pada nomor 3 dan 4 hukumnya babuhua sentak (boleh dirobah-robah asal
dengan melalui musyawarah mufakat).
Penjelasan:
a.d. 1. Adat Nan Sabana Adat.
Adat nan sabana Adat, adalah ketentuan
hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia
sebagai ciptaan-Nya (Sunatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai sumber
hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal. Ketentuan alam
tersebut tidak bisa dibantah kebenarannya. Contoh adat api mambakari- adat
aia mambasahi, artinya api dan air
sesuai ketentuan-Nya membakar dan membasahkan. Dia akan tetap abadi sampai hari
kiamat dengan sifat tersebut, kecuali Allah sebagai sang pencipta menentukan
lain (mengubahnya). Setelah Islam masuk dan dianut oleh masyarakata
Minangkabau, Agama Islam serta seluruh ajarannya termasuk bagian penting dari
adat Nan Sabana Adat, karena bersumber dari Allah SWT sang maha pencipta. Hal
ini tersebut dalam ungkapan:
lauik barombak, gunuang bakabuik,
lurah baraia, api mambaka,
aia mambasahkan,batuang babuku,
karambia bamato, batuang tumbuah dibukunyo,
karambia tumbuah dimatonyo .
Alam sebagai ciptaan-Nya bagi nenek
moyang orang Minangkabau merupakan sumber inspirasi perumusan adat sebagaimana pepatah-petitih
Adat berikut ini:
Panakiak pisau sirawik, ambiak galah batang lintabuang,
silodang ambiakkan niru, nan satitiak jadikan lawik,
nan sakapa jadikan gunuang, Alam Takambang Jadi Guru.
a.d. 2. Adat Nan Diadatkan
Adat nan diadatkan adalah semua yang
diadatkan (dijadikan adat) oleh niniak muyang berdasar pandangan universal,
dengan tujuan/maksud untuk mempertahankan dan melanjutkan Minangkabau. Yang
termasuk kategori adat nan diadatkan adalah ketentuan tentang suku, kaum, sako,
pusako. Oleh sebab itu, menghapus adat nan diadatkan (suku, kaum, sako,
pusako) adalah menghapus Minangkabau.
Kedua jenis Adat di atas tidak bisa dan tidak boleh diubah sebagaimana
kata pepatah :
Adat nan tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan,
dianjak tak layua, dibubuik tak mati,
dibasuah bahabih aia, dikikih bahabih basi.
a.d. 3. Adat Nan Teradat
Adat Nan Teradat merupakan hasil
kesepakatan penghulu-penghulu dalam suatu nagari berdasarkan pada pokok-pokok
hukum yang telah dituangkan oleh nenek moyang (Datuak Perpatiah Nan Sabatang
dan Datuak Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih Adat. Di sini berlaku hukum
lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Seperti tatacara adat
perkawinan, tatacara pengangkatan penghulu. Sebagai contoh dapat dipahami dari
ungkapan adat yang terkait adat perkawinan sebagai berikut:
ayam putiah tabang siang, basuluah matohari,
bagalanggang mato rang banyak, datang bajapuik pai
baanta,
arak sapanjang labuah, iriang sapanjang jalan.
Adapun tatacara pelaksanaan adat
perkawinan itu sendiri dapat berbeda-beda di setiap nagari sesuai dengan hukum lain
padang lain belalang, lain lubuk lain ikannyo. Tata cara pelaksanaan inilah
yang diputuskan berdasarkan penghulu-penghulu di suatu nagari.
Begitu pula peresmian sako (gelar
pusaka) kaum atau penghulu, ada nagari yang memotong kerbau, ada yang memotong jawi
dan ada yang mambantai kambing, ada dengan membayar uang adat ke nagari yang
bersangkutan. Semuanya adalah aturan pelaksanaan dari peresmian satu gelar
pusaka kaum (Sako) yang diambil keputusannya melalui musyawarah mufakat. Adapun
pokok-pokok hukumnya tetap mengacu kepada aturan Adat nan Sabatang Panjang:
Tanduak Ditanam,
darah dikacau, dagiang dilapah
a.d. 4. Adat Istiadat
Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan
yang juga dibuat oleh penghulu-penghulu disuatu nagari melalui musyawarah
mufakat sehubungan dengan sehubungan dengan kesukaan anak nagari seperti
kesenian, olah raga, pencak silat randai, talempong, pakaian laki-laki, pakaian
wanita, barang-barang bawaan kerumah mempelai, begitupun helat jamu meresmikan sako,
marawa, tanggo, gaba-gaba, pelaminan dan sebagainya. Untuk adat Istiadat ini juga
berlaku pepatah yang berbunyi :
Lain lubuak lain ikannyo, lain padang lain balalangnyo,
lain nagari lain adatnyo (Istiadatnya) .
Adat nan teradat dan Adat Istiadat
tersebut adalah peraturan pelaksanaan dari aturan-aturan pokok yang telah
diciptakan oleh nenek-moyang. Statusnya disebut dengan Adat nan babuhua
sentak artinya : aturan Adat yang dapat dirobah, dikurangi, ditambah dengan
melalui musyawarah mufakat dan selama tidak bertentangan dengan pokok hukum
yang telah dituangkan dalam pepatah-petitiah ciptaan nenek-moyang (kato pusako)
Adat.
Keempat jenis Adat tersebut merupakan
suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Sebagai
pemudahan penyebutan, keempat adat tersebut di atas dapat secara utuh disebut dengan Adat Istiadat
Minangkabau.
1 comment:
Situs Taruhan Sabung Ayam Deposit Linkaja
https://www.linkaja88.net/situs-taruhan-sabung-ayam-deposit-linkaja/
Promo Bonus Terbesar Bandar Casino Online
https://www.linkaja88.net/promo-bonus-terbesar-bandar-casino-online/
Post a Comment