26 May 2008

Reformasi Pertaruhan Sejarah Generasi

Oleh : Muhammad Nasir

Sepuluh tahun reformasi adalah tema yang cerdas dan enak didengar (smart and easy listening). Sayangnya fenomena terakhir jelang 21 Mei 2008 (jika 21 Mei 1998 dinggap sebagai tonggak tuo), diramaikan oleh nada-nada yang berisi pesismisme. Utamanya sejak bergulirnya wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akibat mahalnya harga minyak dunia. Kesannya, pesismisme itu diukur dari gejala terakhir yang menyengsarakan; mahalnya harga kebutuhan pokok di tengah kondisi keuangan yang sulit. Apakah penilaian ini sepadan?

Pernyataan Amin Rais (Kompas, 14 Mei 2008) yang bernada ganjil, menilai reformasi telah gagal adalah naif, bila itu disuarakan oleh seorang yang dijuluki tokoh reformasi. Reformasi tidak dijalankan oleh Amin Rais sendiri, tetapi oleh banyak kekuatan. Jika yang dimaksud kegagalan seorang Amin Rais, adalah wajar dan manusiawi. Tetapi bangsa ini pantas kecewa jika pernyataan itu berangkat di atas sikap all or nothing; semuanya atau tidak sama sekali.

Siapupun boleh kecewa, karena perbaikan nasib pasca reformasi tidak kunjung wujud. Tetapi bagaimana mungkin menafikan kerja keras seluruh elemen bangsa yang serius memperbaiki nasib, di tengah membludaknya oknum korup di segala bidang?

Nurcholish Madjid (1939-2005) sosok pemikir kebangsaan yang berjuluk guru bangsa mengatakan Indonesia adalah bangsa yang masih dalam pertumbuhan “penjadian diri” (in making). Dinamika perkembangan Indonesia sebagai bangsa dan negara dengan ups-and-downs dan trial and error-nya, mengakibatkan banyak kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Boleh jadi kejadian-kejadian tak terduga itu (semisal kenikan harga BBM) merupakan sebuah kewajaran bagi bangsa bagi bangsa dan negara muda yang sedang tumbuh dengan cepat (Nurcholish:Indonesia Kita, 2003)

Siapa yang menduga reformasi berjalan seperti hari ini? Meskipun demikian, menyelami maksud tokoh yang disapa Cak Nur itu, kejadian-kejadian tak terduga itu bukannya tidak mempunyai arti positif bagi perjalanan bangsa ke depan. Kejadian-kejadian yang yang melemahkan persatuan bangsa dan pemerintahan itu paling tidak telah menunjukkan titik lemah negara dan segenap pengelolanya.

Dalam kondisi yang sedemikian itu, sepertinya tidak perlu ada pesimisme yang mengobrak abrik konstruksi baru reformasi yang sedang berjalan. Pernyataan Amin Rais itu berpotensi memecah belah kekuatan reformasi dan kepercayaan rakyat terhadap proses reformasi.

Logika ushul fiqh (islamic yurisprudency) yang sering digunakan oleh fuqaha’ negeri ini, ma la yudraku kulluh, la yutraku kulluh; apa yang tidak bisa didapatkan semuanya, tidak semuanya harus ditinggalkan. Jika reformasi hari ini belum sepenuhnya sesuai dengan harapan, tidak berarti reformasi harus ditinggalkan.


Masa depan reformasi

Anis Baswedan, Rektor Paramadina Jakarta (Kompas,12 Mei 2008) mengatakan arah reformasi sudah benar, yang dibutuhkan adalah mempercepat proses. Penilaian Anis Baswedan benar, reformasi berjalan lambat dan bukan berjalan di tempat. Sayangnya motor penggerak sejarah reformasi telah “mencla mencle” seperti kacang di abuih ciek (sebutir kacang direbus dalam wadah yang besar). Tak tahu ia harus ke mana. Dinamikanya tinggi, tetapi yang terjadi adalah polak gerak tak menentu.

Kelambatan reformasi disebabkan oleh besarnya pertarungan kepentingan kelompok kepentingan yang selama Orde Baru terkekang. Kebebasan yang diperoleh di era reformasi dipergunakan untuk memperoleh kemenangan baru atas kompetitor yang senasib dan sepenanggungan. Kelompok kepentingan itu boleh disebut partai politik dan elitnya.

Kemungkinan lainnya, peta aktivitas dunia global tidak bisa diabaikan. Misalnya dalam masalah minyak seperti disebut di atas. Belum lagi persoalan Keadilan, Hak Asasi Manusia, Bencana alam, hutang luar negeri dan sebagainya yang membuat Indonesia pusing tujuh keliling.

Tetapi patut juga mempertimbangkan teori Carol H Weiss yang keberhasilan dan kegagalan. Weiss menyatakan, pertama; sebuah program dinilai berhasil bila, program berjalan dan proses membawa pada efek yang diinginkan. Kedua; sebuah program dianggap gagal bila program berjalan dan proses tidak membawa pada efek yang dinginkan. Ketiga; ia sebut dengan kegagalan teori di mana program berjalan namun dalam jangka waktu yang panjang, proses tidak membawa kepada efek yang diinginkan.

Jika reformasi itu sebuah teori, Reformasi yang baru berjalan selama satu dekade tentunya belum masuk pada kesimpulan kegagalan teori. Untuk menguji sebuah teori tentu butuh waktu yang panjang. Selama satu dekade ada begitu banyak percobaan setelah teori ”keserbatunggalan” Orde Baru. Dan percobaan itu sebagian berhasil dan sebagian gagal.

Dalam konteks percobaan, bisa jadi reformasi baru berada dalam tahap kegagalan program. Oleh sebab itu masih mungkin untuk mencoba beberapa program lainnya berangkat dari evaluasi kegagalan sebelumnya.

Pertaruhan Zaman

Dan sekali lagi, jangan memutlakkan. Sebab sikap itu akan menghilangkan rasa penghormatan dan penghargaan atas karya bangsa sendiri. Di samping itu, keserbamutlakkan itu lebih jauh membawa ke jurang perpecahan. Contoh teranyar dari pemutlakan itu adalah kasus Ahmadiyah baru-baru ini.

Kaidah ushul fiqh mengajarkan “al muháfadzatu ‘an-i al qadîm-i al shálih, w al akhdzu ‘an-il jadîid-i al ashlah” ; memelihara yang lama yang bik dan mengambil yang baru yang lebih baik. Islampun dalam kenyataannya sangat akomodatif dengan situasi lama yang masih baik dan tidak serta merta menghapus (nasakh) yang lama. Di situlah letak Islam sebagai agama yang sempurna-menyempurnakan yang sudah ada.

Artinya, reformasi sudah hadir dan memberi ruang yang lapang bagi anak bangsa Indonesia untuk mengurus dirinya. Dalam keadaan diambang kebangkrutan, dibutuhkan penggerak-penggerak baru roda reformasi. Salah satu kebangkrutan yang perlu dikhawatirkan adalah menurunnya jumlah reformis. Reformis itu adalah orang yang tiada henti melakukan reformasi.

Jika merujuk perjalanan sejarah Indonesia pasca kemerdekaan, Indonesia telah melewati tiga zaman, yaitu demokrasi terpimpin yang despotis, Orde Lama yang menyesakkan, dan Orde Baru yang tiranik dan militeristik. Lalu apa julukan yang tepat untuk zaman reformasi? Jika reformasi ditanggapi dengan pesimis, justru wibawa para pejuang reformasi sedang dipertaruhkan. Nasib seluruh anak bangsa juga dipertaruhkan! Para penggerak sejarah, berbuatlah!

Jumat, 16 Mei 2008

2 comments:

sutimbang said...

setelah membaca tulisan anda, yang keluar dari benak saya adalah bahwa tujuan reformasi di indonesia ini salah sasaran atau kecolongan.
sebenarnya apasih kriteria reformasi yang sesuai, atau yang tepat guna itu?

ibu salmah said...

Saya IBU SALMAH ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di ARAB SAUDI jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di ARAB SAUD,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih AKI wassalam.
KLIK DISINI BOCORAN TOGEL HARI INI




























Saya IBU SALMAH ingin berbagi cerita kepada anda semua bahwa saya yg dulunya cuma seorang TKW di ARAB SAUDI jadi pembantu rumah tangga yg gajinya tidak mencukupi keluarga dikampun,jadi TKW itu sangat menderita dan disuatu hari saya duduk2 buka internet dan tidak disengaja saya melihat komentar orang tentan AKI SOLEH dan katanya bisa membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di ARAB SAUD,akhirnya saya coba untuk menhubungi AKI SOLEH dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan AKI SOLEH meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan AKI SOLEH kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik AKI SOLEH sekali lagi makasih yaa AKI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja AKI SOLEH DI 082-313-336-747- insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW trimah kasih AKI wassalam.
KLIK DISINI BOCORAN TOGEL HARI INI