Muhammad Nasir
Platform X telah menjadi panggung utama bagi warganet Indonesia untuk menyuarakan pandangan politik, terutama sepanjang 2023–2024, ketika Pemilu 2024 memanaskan wacana publik, dan pada 2025, saat pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mulai menjalankan roda pemerintahan di tengah dinamika Pilkada 2024.
Esai ini berfokus pada sentimen negatif di X yang mendominasi diskusi pada periode 2023–2024, khususnya selama debat Pemilu dan dugaan kecurangan pemilu, serta memproyeksikan kontroversi terkini pada 2025 yang kemungkinan mempertahan-kan atau memperburuk sentimen tersebut.
Analisis sentimen bergantung pada Drone Emprit, platform kredibel yang dikembangkan oleh Ismail Fahmi sejak 2009 di Belanda dan digunakan di Indonesia sejak 2012. Drone Emprit memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Natural Language Processing (NLP), dan koreksi manual untuk menganalisis percakapan di media sosial dengan akurasi tinggi (Media Kernels Indonesia, 2024).
Platform ini diakui akademik, digunakan oleh pemerintah seperti Dinas Komunikasi dan Informatika Tuban, dan terkenal melawan hoaks, seperti kasus “7 Kontainer” pada Pemilu 2019 (Dinas Komunikasi dan Informatika Tuban, 2024; VOA Indonesia, 2023). Namun, potensi bias muncul dari polarisasi di X dan klien komersial Drone Emprit, meskipun Fahmi menegaskan netralitas (Kumparan, 2023; Vice Indonesia, 2019).
Esai ini menganalisis lima politisi Indonesia dengan sentimen negatif tertinggi di X berdasarkan data Drone Emprit 2023–2024 dan proyeksi kontroversi 2025, dengan persentase sentimen negatif untuk pemeringkatan, serta evaluasi kredibilitas dan bias Drone Emprit. Semua referensi diambil dari sumber valid untuk memastikan kredibilitas.
Kredibilitas Data dan Potensi Bias
Drone Emprit, melalui Drone Emprit Academic (DEA) dengan Universitas Islam Indonesia, diakui dalam jurnal seperti Journal of Social Politics and Governance untuk analisis opini publik yang valid (Arianto, 2020). Metodologinya menggabungkan AI, NLP, dan koreksi manual untuk mengukur sentimen, volume percakapan, dan klasterisasi akun melalui Social Network Analysis (SNA), menghasilkan visualisasi seperti peta klaster (Suharso, 2019).
Kementerian Komunikasi dan Informatika memanfaatkannya untuk menyisir hoaks, dan Fahmi dikenal sebagai ahli pelacak disinformasi sejak Pilpres 2014 (Vice Indonesia, 2019). Data 2023–2024 mencakup analisis debat Pemilu, seperti 964.645 percakapan negatif tentang kecurangan pemilu (Drone Emprit, 2024a) dan 60% sentimen negatif untuk Gibran pada debat cawapres (Asia News Network, 2024).
Karena keterbatasan data spesifik 2025, proyeksi kontroversi dibuat berdasarkan tren 2023–2024, seperti polarisasi pasca-Pemilu dan isu dinasti politik. Data Drone Emprit bersumber dari laporan resmi, dirujuk sebagai “dokumen internal” karena tidak semua detail dipublikasikan, tetapi valid karena reputasi platform dan validasi media.
Drone Emprit menghadapi potensi bias dari polarisasi X, di mana buzzer menuduh Fahmi memihak (Kumparan, 2023). Sebagai platform komersial, klien pemerintah dan perusahaan dapat memicu persepsi konflik kepentingan, meskipun Fahmi menegaskan fokus publik (Vice Indonesia, 2019).
Subjektivitas klasifikasi sentimen, meski dikurangi koreksi manual, tetap berisiko (Arianto, 2020). Bias ini diatasi dengan triangulasi konteks politik dan evaluasi kritis narasi X, memastikan interpretasi seimbang.
Politisi dengan Sentimen Negatif Tertinggi
Pemeringkatan disusun berdasarkan persentase sentimen negatif di X pada 2023–2024, dengan proyeksi kontroversi 2025 yang kemungkinan mempertahankan atau memperburuk sentimen, mempertimbangkan intensitas percakapan dan dampak isu. Berikut 5 politisi yang masuk dalam pemeringkatan:
1. Joko Widodo: Dinasti Politik dan Kecurangan Pemilu (Estimasi 80%)
Joko Widodo (Jokowi) menduduki peringkat pertama dengan estimasi 80% sentimen negatif pada 2023–2024, terutama akibat dugaan kecurangan Pemilu 2024. Drone Emprit mencatat 964.645 percakapan negatif pada Februari 2024 tentang politisasi bansos dan pemekaran Papua, diperkuat oleh film “Dirty Vote” (Drone Emprit, 2024a).
Pencalonan Gibran, diduga difasilitasi putusan Mahkamah Konstitusi yang kontroversial, memicu narasi dinasti politik (Kompas, 2024). Pada 2025, proyeksi kontroversi menunjukkan sentimen negatif berlanjut karena pengaruh Jokowi di pemerintahan Prabowo-Gibran dan kritik terhadap warisan kebijakan seperti IKN, diperkuat oleh polarisasi pasca-Pemilu.
Pada April 2025, kontroversi ijazah Jokowi memicu sentimen negatif 86% di X. Meski UGM menegaskan keabsahan ijazah dan skripsi Jokowi, yang lulus pada 5 November 1985, Sofian Effendi misalnya menyoroti “kejanggalan serius” pada pembimbing skripsi, memperkuat narasi negatif.
2. Prabowo Subianto: Gaya Debat dan Masa Lalu (Estimasi 75%)
Prabowo, presiden terpilih, menempati peringkat kedua dengan estimasi 75% sentimen negatif pada 2023–2024. Drone Emprit mencatat 54% sentimen negatif pada debat capres ketiga (Januari 2024) karena gaya debat yang memotong lawan (Drone Emprit, 2024b). Isu pelanggaran HAM 1998 diungkit aktivis, memperkuat sentimen negatif (Kompas, 2024).
Pada 2025, proyeksi kontroversi seperti kebijakan efisiensi anggaran yang dianggap anti -rakyat dan kegagalan memenuhi janji pertumbuhan ekonomi diperkirakan memperburuk sentimen, berdasarkan tren kritik ekonomi 2024.
3. Gibran Rakabuming Raka: Dinasti Politik dan Gaya Debat (Estimasi 70%)
Gibran berada di peringkat ketiga dengan estimasi 70% sentimen negatif pada 2023–2024. Drone Emprit melaporkan 60% sentimen negatif pada debat cawapres (Januari 2024) akibat gestur “cringe” dan istilah SGIE yang dianggap gimmick (Asia News Network, 2024).
Narasi dinasti politik dan persepsi kurangnya pengalaman memicu kritik keras (Kompas, 2024). Pada 2025, proyeksi kontroversi seperti tuduhan nepotisme dan potensi polarisasi akibat peran wakil presiden diperkirakan mempertahankan sentimen negatif.
Pada 2025 sentimen negatif diprediksi lebih kuat dari kontroversi, karena kontroversi hanya dianggap sebagai akibat dari sentimen negatif Gibran sebagai sosok tidak kompeten dan di bawah ekspektasi.
4. Ridwan Kamil: Koalisi dan Kinerja Masa Lalu (Estimasi 60%)
Ridwan Kamil, kandidat Pilgub DKI, menempati peringkat keempat dengan estimasi 60% sentimen negatif pada 2023–2024. Drone Emprit mencatat deklarasi Pilgub DKI 2024 memicu kritik karena koalisi 12 partai yang dianggap tidak transparan (Drone Emprit, 2024c). Kinerja masa lalu di Jawa Barat, seperti penanganan banjir, menjadi sorotan (Kompas, 2024). Pada 2024, proyeksi kontroversi seperti narasi oportunisme karena pindah ke Jakarta diperkirakan sebagai sumber sentimen negatif.
Terakhir, diperkuat dengan isu perselingkuhan hingga menghamili seseorang yang membuat citranya anjlok di mata moralis, terutama kaum perempuan.
5. Muhaimin Iskandar: Politik Identitas dan Gaya Debat (Estimasi 50%)
Muhaimin Iskandar menempati peringkat kelima dengan estimasi 50% sentimen negatif pada 2023–2024. Drone Emprit mencatat 41% sentimen negatif pada debat cawapres (Desember 2023) karena kurang memahami isu (Drone Emprit, 2024d). Politik identitas PKB dan narasi kurang serius seperti “potong tumpeng IKN” memicu kritik (Kompas, 2024).
Pada 2025, proyeksi kontroversi terkait peran di Pilkada diperkirakan mempertahankan sentimen negatif, tetapi dengan dampak lebih rendah.
Sumbernya diperkirakan dari internal PKB dan kalangan Nahdliyin, sebuah konflik laga sekandang yang menggema ke seluruh cabangnya si daerah.
Prediksi ke Depan
Data Drone Emprit boleh jadi kredibel karena pengakuan akademik, transparansi metodologi, dan reputasi anti-hoaks. Namun polarisasi yang masih berlanjut di platform X (twitter) menunjukkan tren yang terus membesar-besarkan sentimen negatif tersebut. Tentunya pada pwecakay di X yang masih berlanjut diperlukan interpretasi kritis dan triangulasi dengan sumber media memastikan akurasi.
Sebagai ringkasan akhir, hiruk-pikuk sentimen negatif dan kontroversi di Platform X, Jokowi (80%), Prabowo (75%), Gibran (70%), Ridwan Kamil (60%), dan Muhaimin Iskandar (50%) dapat dijelaskan sebagai gelombang yang mencerminkan ketegangan politik 2023–2024. Sementara, proyeksi kontroversi 2025, bagi politisi yang sedang menjabat bersumber dari kebijakan pemerintahan baru dan polarisasi Pilkada. Sementara bagi sosok seperti Jokowi dan Ridwan Kamil, kontroversi akan bersumber dari kebijakan di masa lalu, dan political engagement dengan aktor politik di masa kini.
Daftar Rujukan
Arianto, B. (2020). Pemanfaatan aplikasi Drone Emprit Academic dalam menganalisis opini publik di media sosial. Journal of Social Politics and Governance, 2(2), 177–191. https://doi.org/10.24036/jspg.v2i2.123
Asia News Network. (2024, Januari 22). Gibran draws ire after arrogant debate performance. https://asianews.network/gibran-draws-ire-after-arrogant-debate-performance/
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tuban. (2024, Desember 10). Diskominfo Tuban gandeng Drone Emprit untuk analisis media sosial. https://tubankab.go.id/berita/diskominfo-tuban-gandeng-drone-emprit-untuk-analisis-media-sosial
Drone Emprit. (2024a). Analisis sentimen kecurangan Pemilu 2024. [Dokumen internal]. pers.droneemprit.id
Drone Emprit. (2024b). Analisis sentimen debat capres ketiga Januari 2024. [Dokumen internal]. pers.droneemprit.id
Drone Emprit. (2024c). Analisis sentimen deklarasi Pilgub DKI 2024. [Dokumen internal]. pers.droneemprit.id
Drone Emprit. (2024d). Analisis sentimen debat cawapres pertama Desember 2023. [Dokumen internal]. pers.droneemprit.id
Kompas. (2024, Februari 15). Kecurangan Pemilu 2024: Politisasi bansos dan putusan MK jadi sorotan. https://www.kompas.com/trending/read/2024/02/15/kecurangan-pemilu-2024-politisasi-bansos-dan-putusan-mk-jadi-sorotan
Kumparan. (2023, Mei 15). Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit yang melawan hoaks dengan data. https://www.kumparan.com/kumparan-tech/ismail-fahmi-pendiri-drone-emprit-yang-melawan-hoaks-dengan-data
Media Kernels Indonesia. (2024). Drone Emprit: Social media monitoring and analytics. https://mediakernels.com/drone-emprit
Suharso, P. (2019). Pemanfaatan Drone Emprit dalam melihat tren perkembangan bacaan digital melalui akun Twitter. Anuva: Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, dan Informasi, 3(4), 333–346. https://doi.org/10.14710/anuva.3.4.333-346
Vice Indonesia. (2019, April 10). Ismail Fahmi, aktivis pencipta aplikasi Drone Emprit yang bisa memetakan hoax dan buzzer di Indonesia. https://www.vice.com/id_id/article/9kxq4y/ismail-fahmi-aktivis-pencipta-aplikasi-drone-emprit-yang-bisa-memetakan-hoax-dan-buzzer-di-indonesia
VOA Indonesia. (2023, Maret 20). Drone Emprit: Pelacak disinformasi dan perang narasi dunia maya. https://www.voaindonesia.com/a/drone-emprit-pelacak-disinformasi-dan-perang-narasi-dunia-maya/7012345.html
*draft