Muhammad Nasir
Rezim totalitarisme adalah rezim kecil, berkuasa, despotis dan kejam.
Rezim ini dibangun di atas teror dan penciptaan terhadap rasa takut. Selain
itu, rezim ini mengarahkan dan memonopoli mimpi rakyat atas nama kemajuan.
Oleh sebab itu, tak mesti ada mimpi lain dari rakyat atas nama agama,
kebudayaan lokal dan ideologi. Mimpi dan pengumpulan orang2 harus ada dalam
organisasi2 profesional.
Musuh objektif rezim totalitarisme adalah cendekiawan, atau orang-orang
yang memiliki kemampuan berfikir, atau kelompok-kelompok penganut ideologi yg
solid. Mereka yg jadi musuh ini sering dicurigai karena dapat menggerakkan
massa dgn caranya masing2.
Selain itu, "realitas" adalah lawan dari rezim totalitarisme.
Oleh sebab itu diperlukan monopoli informasi, pengendalian bacaan mana yg baik
dan mana yang tidak menurut rezim, serta serangkaian produk pembohongan.
Beberapa contoh rezim totaliter antara lain, Nazi Jerman dan Khmer
Kamboja.
Pasukan khusus Hitler (SS) menyusuri Eropa Timur dan secara sistemik
menangkapi kaum cendekiawan dan membunuh mereka.
Demikian pula rezim khmer, pada tahun 1975 menangkapi dokter, orang2 yg
diidentifikasi lulus dari perguruan tinggi, guru dan para bhiksu.
..........
Indonesia juga sudah pernah mengalami hidup di zaman totalitarisme.
Sudah 20 tahun keluar dari kegelapan. Namun, sisa2 cara buruk yg dilalukan
rezim Orba masih tersisa dan dipraktikkan tanpa terasa.
Prinsiipiis obsta!
Lawanlah permulaannya-demikian kata pepatah romawi kuno.
No comments:
Post a Comment