01 February 2025

Dosen Idaman Mahasiswa

Muhammad Nasir

Apakah mahasiswa akan mengingat Anda sebagai dosen yang mereka sukai, atau hanya sebagai sosok yang pernah memberi mereka tugas-tugas berat tanpa kenangan manis?


Menjadi dosen yang disukai mahasiswa itu bukan sekadar soal menguasai materi atau punya gelar panjang di belakang nama. Kalau hanya itu syaratnya, setiap dosen dengan titel mentereng sudah pasti jadi favorit. Tapi kenyataannya? Tidak sesederhana itu.

Saat saya menjadi Sekretaris Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (Prodi BSA) di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang (2018–2021), saya berkesempatan mengobrol dengan banyak mahasiswa. Mereka sering membantu saya menyusun borang akreditasi prodi, dan di sela-sela kesibukan itu, saya penasaran: “Dosen seperti apa sih yang kalian sukai?”

Jawaban mereka ternyata cukup menarik dan—jujur saja—kadang agak menggelitik.

20 January 2025

Sungai: Dari Tempat Mandi ke Tempat Sampah

 Muhammad Nasir

πŸ‘‰ yang hilang adalah rasa hormat kita pada apa yang seharusnya dijaga


Dulu, sungai adalah pusat kehidupan. Di kota Padang, sungai seperti Batang Arau menjadi saksi bisu aktivitas warga yang penuh harmoni dengan alam. Anak-anak melompat dari batu besar ke air yang jernih. sekarang batu besar sudah tidak ada, kecuali turab pendidinding sungai. Suara tawa mereka bercampur dengan gemericik air. Para ibu mencuci pakaian di pinggir sungai sambil berbagi cerita. "Dulu, kalau kami mandi di Batang Kuranji, airnya sejuk dan bersih. Bahkan, kami bisa melihat ikan berenang di bawah," ujar seorang warga tua yang mengenang masa kecilnya dengan mata berkaca-kaca.

Namun, cerita ini kini hanya tersisa dalam memori kolektif masyarakat. Sungai yang dulu menjadi tempat bermain dan sumber kehidupan kini berubah menjadi saluran limbah. Air jernih telah digantikan oleh air keruh, penuh dengan sampah plastik dan bau tak sedap.

Perubahan fungsi sungai tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses panjang yang seiring dengan perkembangan kota. Modernisasi membawa perubahan besar pada cara masyarakat berinteraksi dengan sungai. Ketika dahulu sungai dianggap sebagai “urang tuo” yang dihormati, kini ia hanya dianggap saluran buangan.

18 January 2025

Trotoar: Tempat Berbagi dan Berebut Tempat

πŸ‘€Oleh Muhammad Nasir

πŸ’₯Tetapi, ketika setiap orang merasa berhak atas ruang yang sama, siapa yang bertanggung jawab mengatur?πŸ’₯

 

Malam itu, di bawah temaram lampu jalanan Ulak Karang, sebuah trotoar berbisik lirih. Si batu tua, bagian dari trotoar yang sudah ada sejak zaman Belanda, meratapi nasibnya. "Aku dulu adalah saksi langkah-langkah kecil anak-anak sekolah dan para pedagang ikan yang membawa keranjang di pagi hari. Kini, tubuhku malah jadi tempat berdirinya warung kaki lima, gerobak nasi goreng, pecel lele dan tenda rokok," keluhnya.

Bagi warga Padang, trotoar adalah ruang serbaguna. Di sisi Jalan Perintis Kemerdekaan, trotoar tidak hanya menjadi pijakan kaki, tapi juga panggung bisnis kecil-kecilan. Para pedagang, dengan alasan ekonomi, menguasai ruang yang seharusnya menjadi milik pejalan kaki. Namun, siapa yang bisa menyalahkan mereka sepenuhnya? "Kalau kami tidak di sini, mau jualan di mana lagi? Ini kan lebih aman daripada di jalan," ujar Pak Rusli, seorang penjual sate Padang, dengan nada pasrah.

***

31 December 2024

Pemilihan Kepala Jaga Neraka

Cerpen Muhammad Nasir


“Aku tak percaya Arthas maju,” kata Ghory, sambil meluruskan tanduknya yang bengkok. “Ia bahkan tak bisa menjaga barak utara tanpa membuat kekacauan!”

 “Setidaknya Arthas tegas,” sahut Reksa. “Bandingkan dengan Ballot, yang lebih sibuk membangun citra daripada bekerja. Setiap keputusan selalu dia tunda hanya untuk membuat survei!”

 “Aku lebih khawatir pada Buyung Oke,” sela Saitoni, yang biasanya pendiam. “Dia bilang ingin reformasi. Tapi reformasi apa? Memasang pendingin ruangan di sini?”

 “Hahahaha…”

 Tawa sinis meledak di antara mereka, meski beberapa wajah tampak khawatir. Pemilihan kali ini dianggap penting karena Kepala Penjaga Neraka yang baru akan memegang kendali ribuan tahun ke depan. Atau malah lebih, tergantung kemauan Lucifer.

 

10 September 2024

Di Bawah Kuasa Neraka

 Muhammad Nasir

 

Bias bara api neraka semakin menyala. Bertingkah dengan suara jeritan samar di kejauhan. Dinding neraka menanyangkan baya-bayang dua sosok hitam bergoyang-goyang. Tetapi pemilik bayangan itu, satunya berwajah garang dengan kulit merah menyala dan tanduk melengkung ke belakang. Mirip dengan sosok yang digambar oleh buku siksa neraka yang pupoler tahun 1980-1990an. Dialah Zaalfash, kepala neraka. Ia telah memimpin ribuan jiwa menuju siksaan abadi selama ribuan tahun.

Di hadapannya, seorang pria tua. Duduk santai menyilanhgkan tangan di dada. Ia tampak tenang namun penuh perhitungan dan berbahaya. Mantan Kepala Biro Politik Partai Keranjang Kuning, Tuan Dr. (HC). Anantakana. Mereka berdua duduk di meja panjang yang dikelilingi kobaran api.

Sepertinya kedua sosok itu sedang berpikir, atau mungkin juga sedang berdebat panas. Saya yang sedang jalan-jalan pagi di surga mengintip mereka dari celah rimbunan semak firdaus  yang wangi dan lembut. Saya sepertinya hanya mendengar potongan percakapan mereka di pertengahan saja. Entah sejak kapan dan apa asal mulanya.

 

13 July 2024

Catatan Akhir Semester

Education is the passport to the future

Muhammad Nasir

 

Mengikuti perkuliahan yang penuh tantangan, dengan keterbatasan fisik sebagai seorang manusia pra lanjut usia (kata WHO), saya sering kali merasa seperti seorang musafir yang lelah menapaki gurun pasir yang tak berujung. Haus, tapi tak punya air. Setiap langkah terasa berat, setiap hari adalah perjuangan yang tak kenal lelah (siapa bilang? Ini melelahkan, bro!).Semua harus dihadapi seperti di medan perang. Tidak serius, mati konyol. Kalau serius, ada banyak kemungkinan; masih hidup dan pegal-pegal, masih hidup dengan tubuh penuh luka, atau mati syahid (masya Allah).


Namun, di balik kesulitan itu, terdapat segudang pengalaman yang tak ternilai. Melalui pembacaan intens ratusan jurnal, saya berhasil menghasilkan 49 artikel review. Pembacaan yang belum tentu benar dan review yang belum tentu akurat. Tetapi, setiap artikel adalah buah dari kerja keras melawan gerak waktu waktu yang berjalan cepat.

 

Dari malam-malam panjang yang dihabiskan dengan membaca dan merenung (dan membaca WA). Beberapa dari artikel tersebut telah diterbitkan, sementara yang lain sedang dalam proses editorial. Setiap kata yang tertulis adalah manifestasi dari semangat yang membara, sebuah dedikasi terhadap ilmu pengetahuan yang tak pernah surut dan menyala-nyala.