Cerpen Muhammad Nasir
“Aku tak percaya Arthas maju,”
kata Ghory, sambil meluruskan tanduknya yang bengkok. “Ia bahkan tak bisa
menjaga barak utara tanpa membuat kekacauan!”
“Setidaknya Arthas tegas,” sahut Reksa. “Bandingkan dengan Ballot, yang lebih sibuk membangun citra daripada bekerja. Setiap keputusan selalu dia tunda hanya untuk membuat survei!”
“Aku lebih khawatir pada Buyung Oke,” sela Saitoni, yang biasanya pendiam. “Dia bilang ingin reformasi. Tapi reformasi apa? Memasang pendingin ruangan di sini?”
“Hahahaha…”
Tawa sinis meledak di antara mereka, meski beberapa wajah tampak khawatir. Pemilihan kali ini dianggap penting karena Kepala Penjaga Neraka yang baru akan memegang kendali ribuan tahun ke depan. Atau malah lebih, tergantung kemauan Lucifer.